Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang banyak diderita oleh orang diseluruh dunia. Pasalnya, penyakit ini menyebar melalui keturunan. Jika terdapat orang tua yang mempunyai riwayat atau sedang mengalami penyakit tersebut, maka kemungkinan besar beberapa anaknya akan mengalami penyakit tersebut juga, cenderung juga dengan diabetes melitus.
Bahkan, penderita diabetes di Indonesia terus melonjak tajam. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa penderita diabetes mencapai 236 ribu pada 2021. Pada 2021, IDF menyebut ada 537 orang dewasaa (20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Hal itu sungguh sangat menghawatirkan, apalagi orang-orang sepertinya tidak menanggapi serius tentang penyakit ini.
Pengertian Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa si penderita.
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh prankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengola glukosa menjadi energi.
Jenis-Jenis Diabetes
Ada beberapa klasifikasi diabetes, diantaranya adalah diabetes melitus (DM) yang paling umum diketahui dan dialami orang. Secara umum, diabetes melitus memiliki 3 jenis utama, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.
1. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun. Pada kondisi ini, sistem kekebalam tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas, tempat insulin dibuat. Hal tersebut kemudian menyebabkan tubuh gagal memproduksi insulin. Orang dengan diabetes tipe 1 sangat bergantung pada insulin buatan. Mereka harus mengonsumsi insulin buatan setiap hari untuk tetap bisa menjaga gula darahnya. Kondisi ini lebih jarang ditemui daripada jenis diabetes tipe 2.
2. Diabetes Tipe 2
Pada diabetes tipe 2, tubuh bisa memproduksi insulin. Hanya saja, sel-sel tubuh tidak merenspon terhadap insulin tersebut. Akibatnya glukosa menumpuk pada darah. Diabetes tipe ini lebih umumnya daripada diabetes tipe 1. Tidak seperti Diabetes 1 yang memerlukan tambahan insulin, pengobatan melalui terapi insulin tidak umum dilakukan untuk mengendalikan gula darah pada diabetes tipe 2.
3. Diabetes Gestional
Diabetes gestasional terjadi pada perempuan hamil. Ketika hamil, beberapa orang menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Hal tersebut kemudian mengembangkan kondisi diabetes gestasional. Namun perlu diingat, diabetes tipe ini tidak terjadi pada semua perempuan. Selain itu, kondisi ini biasanya sembuh setelah melahirkan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan dalam beberapa hari saja tanpa penanganan yang lebih lanjut. Sedangkan untuk tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes, karena gejalanya yang cenderung tidak spesifik dan terasa biasa saja. Berikut beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan 2 :
- Sering merasa haus
- Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
- Sering merasa sangat lapar
- Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
- Berkurangnya massa otot
- Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi
- Sering lemas
- Pandangan kabur
- Luka yang sulit sembuh
- Sering mengalami infeksi, misal pada gusi, kulit, vagina atau saluran kemih
- Mulut kering
- Rasa terbakar, kaku dan nyeri pada kaki
- Gatal-gatal
- Disfungsi ereksi atau impotensi
- Mudah tersinggung
- Mengalami hipoglikemia reaktif
- Muncul bercak-bercak hitam pada sekitar leher, ketiak, dan selangkangan
Risiko Terkena Diabetes
Orang yang penderita diabetes akan memilik banyak faktor risiko penyakit tersebut. Untuk tipe s1, faktor-faktor risikonya seperti :
- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1
- Menderita infeksi virus
- Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibanding ras lain
- Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada suia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.
Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti :
- Kelebihan berat badan
- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2
- Memiliki ras kulit hitam atau Asia
- Kurang aktif dalam aktivitas fisik
- Usia, seiring bertambahnya usia maka risiko terjadinya diabetes tipe 2 semakin tinggi
- Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal.
Pengobatan Herbal Alami Diabetes Melitus
Obat herbal alami dipercaya aman untuk dikonsumi dan minim efek samping. Pasalnya, obat herbal alami lebih mudah ditemukan atau bisa dibuat sendiri dirumah. Berikut beberapa obat herbal yang dipercaya efektif mengobati penyakit diabetes melitus.
1. Bengkoang
Buah bengkoang sangat tenar dalam dunia kecantikan herbal. Sebab, bengkoang dipercaya efektif dalam menjaga kesehatan kulit. Namun, bengkoang juga bermanfaat sebagai obat herbal untuk diabetes melitus. Untuk merasakan manfaatnya, cukup sediakan 1-2 buah bengkoang yang sudah matang. Kupas dan cuci sampai bersih. Setelah itu diparut dan diperas. Air perasan tersebut diminumkan dua kali sehari pada malam dan pagi hari secara teratur.
2. Daun Belimbing Wuluh
Selain sebagai pelengkap masakan, belimbing wuluh juga bermanfaat sebagai obat herbal dalam mengatasi sejumlah penyakit. Tidak hanya buahnya, ternyata daunnya juga bermanfaat untuk mengobati sejumlah penyakit, seperti batuk, sariawan, demam sampai penyakit diabetes melitus.
Cara mengkonsuminya sendiri adalah dengan mencuci bersih daun belimbing wuluh, kemudian lumatkan dengan air. Minum tumbukan daun belimbing 1/4 cangkir dua kali sehari.
3. Kayu Manis
Sudah tidak asing bila kayu manis banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dan taburan makanan serta minuman. Fakta lainnya, kayu manis juga bermanfaat untuk mengobati diabetes melitus karena mengandung senyawa kafeat dan sinamat yang berperan untuk menghambat aktivitas enzim glukosidase. Bila aktivitas enzim glukosidase terhambat, efeknya kadar gula darah menurun.
Untuk cara pengobatannya sendiri adalah seperti biasanya ketika menggunakannya sebagai bumbu masakan atau meraciknya sebagai minuman yang bisa diminum.
4. Daun Kelor
Daun kelor memiliki sifat antidiabetik, hal inilah yang membuat daun kelor dipercaya efektif mengobati diabetes melitus. Obat herbal ini memang dipercaya efektif untuk mengobati diabetes melitus. Ada baiknya, kalian mengonsumsi obat herbal tersebut sesuai takaran atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
5. Ciplukan
Ciplukan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di sawah, kebun maupun di pinggir jalan. Pohon ciplukan punya bunga dengan bentuk unik berwarna kuning, sedangkan buah berwarna hijau tanda masih muda. Buah ini mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula.
Zat-zat tersebut membuat ciplukan dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Salah satu penyakit yang bisa diobati ciplukan adalah diabetes melitus. Kalian bisa memakan langsung atau membuatnya menjadi minuman atau cemilan sederhana.
Cek Artikel Lainnya di BeemID
Baca Juga : 5 HP Realme Harga 1 Jutaan Terbaik Paling Worth It 2022! Kamera Mantul, Ngegame Lancar!